IPS

Pertanyaan

tentukan adanya sikap pluralitas dalam budaya bangsa

1 Jawaban

  • Pertalian sejati yang kebhinekaan dalam ikatan keadaban disertai dengan sikap tulus untuk menerima kenyataan perbedaan sebagai sesuatu yang alami dalam rahmat Tuhan bagi kehidupan masyarakat.
    Para sosiolog dan antropolog yakin bahwa setiap individu dan kelompok mempuyai kebutuhan. Jika masyarakat terdiri dari beragam kelompok, atau berbagai kelompok etnik.
    1. Istilah etnik dan ras dalam kehidupan sehari-hari
    Selama pemerintahan orde baru, kita semua “disosialisasikan” oleh kekhawatiran terjadinya konflik antara SARA, suku, agama, ras dan antar golongan. Seluruh rakyat Indonesia, baik sebagai individu mapun kelompik, selalu di liputi perasaan khawatir dan berhati-hati bedara dalam suatu bangsa yang masyarakatnya mejemuk. Kemajemukan itu di gambarkan oleh beragaman suku bangsa, agama, ras dan golongan yang mendiami Sabang sampai Merauke. Akibatnya pemerintah menjadikan stabilitas nasional sebagai suatu yang mutlak harus di jaga bagi pembangunan nasional jangka panjang (pembangunan terdidi dari stabilitas, pertumbuhan dan pemerataan) ini berarti bahwa sejak lama kita telah di perkenalkan dengan konsep ras dan etnik.
    Dalam kehidupan sehari-hari, istilah ras dan etnik di gunakan secara bergantian, coba kita lihat orang cina, arab, Pakistan dan amerka meraka sebagai orang-orang yang berbeda ras dengan kita. Perbedaan itu dari tampilan fikik mereka berkulit putih, kuning dan hitam. Inilah yang kita sebut ras. Dan diantara kita juga yang membedakan, orang papua, jawa, ambon, orang timor leste, dan orang minang, yang disebut akhir-akhir ini mula dikenal dari bahasa mereka percakapan, pakaian yang mereka pakai, makanan dan minuman khas mereka. Singkatnya adat istiada ini yang kita sebut etni.
    Dengan terus meningkatnya kebutuhan dan tuntutan dari berbagai kelompok tersebut maka lahirlah kombinasi dari setiap kelompok sebagai mikro kultur sekurang-kurangnya mereka terikat pada homogenitas etnik karena alasan kultur.
    Dalam perkembangan selanjutnya sadar atau tidak berusaha memenuhi kebutuhan mereka di sini telah terjadi perbu arah dari kelompok tersebut, dan kelompok mikrokultur yang homogeny ke multikultur yang lbeih heterogen (Lyndn ‘d Hnason, 1992). Kelompok terakhir inilah yang menjadi cikal bakal lahirnya konsep pluralisme budaya tersebut.

Pertanyaan Lainnya