Sejarah

Pertanyaan

sebutkan dan jelaskan biografi singkat J.P.Coen

1 Jawaban

  • Kaskus Geek 09-06-2012 13:56#1

    J.P Coen

    Jan Pieterszoon Coen





    "Dispereet Niet"
    Pantang berputus asa
    *Semboyan yang sering diutarakan oleh J.P Coen

    Jan Pieterszoon Coen atau biasa dikenal dengan J.P Coen adalah Gubernur Jendral Hindia Belanda yang kedua ( 1619 - 1623 ) dan keempat (1627 - 1629 ). J.P Coen terkenal sebagai administrator ambisius nan handal yang telah membentuk jaringan monopoli dagang raksasa di Nusantara, namun juga brutal dan tidak kenal ampun. Sifatnya yang keras terhadap bawahannya, dan keji terhadap lawannya membuatnya menjadi sosok kontroversial, baik di Indonesia, maupun di Belanda.



    Masa Muda
    Coen lahir di Hoorn, Belanda pada tanggal 8 Januari 1587. Dibesarkan di keluarga Calvinist yang ketat, pada saat dia berusia 13 tahun, dia dikirim oleh ayahnya ke Roma untuk mengikuti study dagang di sebuah sekolah perdagangan swasta. Dia tinggal disana sampai dia berumur 20 tahun. Disini pula, dia belajar berbagai bahasa asing.



    Karir di VOC
    Tahun 1607, Coen yang kini berusia 20 tahun pun meniti karirnya di Serikat Dagang Hindia Belanda, atau Vereenigde Oostindische Compagnie yang biasa dikenal dengan nama VOC di Indonesia. Pada tanggal 22 Desember di tahun yang sama, Coen pun berangkat ke Asia Tenggara bersama Pieter Verhoeff. Coen bekerja sebagai asistennya saat perjalanan ini dimulai.

    Pieter Verhoeff dan lima puluh kru dagang lainnya diberitakan telah terbunuh di kepulauan Banda saat negosiasi dagang berjalan alot. Coen sendiri berhasil selamat dan pada tahun 1610, dia pun kembali ke Belanda bersama dengan kru kapal yang masih hidup. Bersamaan dengan kembalinya Coen ke negaranya, dia membawa berita baik lewat beberapa laporan tentang beberapa pusat perdagangan yang strategis.

    Atas laporan - laporan ini, Coen pun diutus kembali ke Asia Tenggara. Kali ini dia dikirim ke Maluku, yang saat itu dikenal sebagai Spice Islands ( Kepulauan Rempah - Rempah ) oleh para pedagang Eropa. Pada tanggal 1614, dia diangkat menjadi direktur pengawasan perdagangan.

    Saat dia berada di Asia Tenggara, Coen sering membantu penguasa pribumi dalam melawan pengaruh saingan dari sesama kaum pribumi, ataupun bangsa barat. Sebagai imbalan atas bantuan - bantuan tersebut, Coen meminta penguasa setempat untuk menyetujui kerja sama dagang dengan VOC. Dengan melakukan ini, Coen secara perlahan pun membangun jaringan monopoli dagang untuk kompeni di Asia Tenggara. Atas prestasinya ini, Coen akhirnya diangkat menjadi salah satu dari 17 dewan direksi VOC atau Heren XVII. Pada tanggal 18 April 1618, Coen yang kini berusia 31 tahun pun diangkat menjadi Gubernur Jendral Hindia Belanda. Akan tetapi, baru pada 21 Mei 1619 ia resmi memangku jabatan tersebut setelah Gubernur Jenderal sebelumnya, Laurens Reael.



    Gubernur Jendral Hindia Belanda I
    Coen yang beroperasi di Banten pun dimusuhi oleh penduduk pribumi, begitu juga pedagang dari China dan Eropa. Setelah berbagai masalah yang mengganggu kinerjanya, Coen pun berpikir untuk memindahkan basis operasinya di Asia Tenggara. Targetnya adalah kota pelabuhan Jayakarta.



    Batavia
    Pada tanggal 30 Mei 1618, Coen pun menaklukkan Jayakarta, dan membumi-hanguskan kota tersebut. Dari puing - puing Jayakarta, dibangunlah Batavia, yang nantinya akan menjadi pusat kekuatan Belanda selama hampir empat abad.



    Pembantaian di Kepulauan Banda
    Tahun 1621, Coen yang menginginkan monopoli atas pala yang hanya bisa didapatkan dari kepulauan Banda pun geram, karena perjanjian yang menyatakan bahwa penduduk setempat hanya boleh menjual komoditas tersebut kepada VOC, dilanggar oleh pedagang lokal yang juga menjualnya ke Inggris. Coen pun melancarkan ekspedisi penghukuman yang mengejutkan kawan maupun lawannya. Pertempuran pun tak bisa dielakkan. Meskipun mendapatkan perlawanan sengit dari para penduduk setempat, Coen beserta pasukannya berhasil memenangkan pertempuran tersebut. Setelah pertempuran usai, dia pun memerintahkan pembantaian terhadap penduduk setempat. Dari 15.000 penduduk, diperkirakan hanya beberapa ribu yang masih hidup. 800 diantaranya dideportasi ke Batavia, dan sisanya digantikan dengan budak tani yang didatangkan dari pulau lain.







Pertanyaan Lainnya