buatlah laporan tentang kisah nyata orang orang terdahulu maupun sekarang yang memiliki sifat jujur dan adil ! tlong buat bsok senin
B. Arab
hajisukamto1414
Pertanyaan
buatlah laporan tentang kisah nyata orang orang terdahulu maupun sekarang yang memiliki sifat jujur dan adil !
tlong buat bsok senin
tlong buat bsok senin
1 Jawaban
-
1. Jawaban Jasszz
ni adalah sebuah kisah nyata tentang semangat seorang nenek tua yang berjuang keras menghidupi diri sendiri. Seorang nenek tua yang berjibaku di tengah derasnya arus modernisasi dan kehidupan glamor orang-orang borjuis. Seorang nenek tua yang lemah nan renta yang mencoba bertahan hidup dengan penuh kemandirian dan kejujuran tanpa mau meminta belas kasihan orang lain diantara orang-orang yang mampu dan berkecukupan yang selalu berkeluh kesah.
Alkisah, ada seorang teman menceritakan kekagumannya pada seorang nenek yang mangkal di depan Pasar Godean, Sleman, Yogyakarta. Ketika itu hari Ahad, saat dia dan keluarganya hendak pulang usai silaturahim bersama kerabat, mereka melewati Pasar Godean, Sleman, Yogyakarta.
Ibu dan teman saya tergoda membeli ayam goreng di depan pasar untuk sajian makan malam. Kebetulan hari mulai gelap. Di samping warung ayam goreng tersebut ada seorang nenek berpakaian lusuh bak pengemis, duduk bersimpuh tanpa alas, sambil merangkul tiga ikat sapu. Keadaannya terlihat payah, lemah, dan tak berdaya.
Setelah membayar ayam goreng, ibu teman saya bermaksud memberi Rp. 1000,- (tahun 2004) karena iba dan menganggap nenek tadi pengemis. Saat menyodorkan lembaran uang tadi, tidak diduga si nenek malah menunduk kecewa dan menggeleng pelan. Sekali lagi diberi uang, sekali lagi nenek itu menolak. Penjual ayam goreng yang kebetulan melihat kejadian itu kemudian menjelaskan bahwa nenek itu bukanlah pengemis, melainkan penjual sapu. Paham akan maksud keberadaan sang nenek yang sebenarnya, ibu teman saya akhirnya memutuskan membeli tiga sapunya yang berharga Rp. 1.500,- per ikat. Meskipun sapunya jarang-jarang dan tidak bagus, ikatannya pun longgar.
Menerima uang Rp. 5.000,- si nenek tampak ngedumel sendiri. Ternyata dia tidak punya uang kembalian.
“Ambil saja uang kembaliannya,”, kata ibu teman saya.
Namun, si nenek ngotot untuk mencari uang kembalian Rp. 500,-. Dia lalu bangkit dan dengan susah payah menukar uang di warung terdekat.
Ibu teman saya terpaku melihat polah sang nenek. Sesampainya di mobil, ia masih terus berpikir, bagaimana mungkin di zaman sekarang masih ada orang yang begitu jujur, mandiri, dan mempunyai harga diri yang begitu tinggi