Sejarah

Pertanyaan

Sebutkan Raja Raja di kerajaan islam

2 Jawaban

  • - Sultan Hasanudin
    - Sultan Hadiwijaya
    - Sultan Ali Mughayat
    - Sultan Ageng Tirtayasa
    - Sultan Agung
  • Kerajaan Islam di Indonesia Beserta Raja

    Kerajaan Islam di Indonesia – Kerajaan Islam di Indonesia mulai ada pada abad ke-13. Pada waktu itu Kerajaan Sriwijaya sedang mengalami masa kemunduran. Di kawasan pesisir pantai Sumatera sudah berdiri beberapa kerajaan Islam. Berita ini diketahui dari catatan harian Marco Polo yang pernah singgah di Sumatera.

    Pusat kekuasaan Kerajaan Islam di Indonesia juga berkembang ke pedalaman dengan munculnya kerajaan Mataram Islam. Kerajaan Mataram Islam merupakan rangkaian dari eksistensi kerajaan Demak.

    Kerajaan Islam di Indonesia Pertama: Kerajaan Perlak

    Berdasarkan seminar sejarah Islam di Medan pada tahun 1963, seminar sejarah Islam di Banda Aceh pada tahun 1978, dan seminar Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Aceh dan Nusantara tahun 1980 di Banda Aceh mengukuhkan bahwa kerajaan islam di Indonesia yang pertama adalah kerajaan Perlak.

    Sumber sejarah Kerajaan Perlak

    1. Naskah Berbahasa Melayu

    Yang termasuk dalam bukti Kerajaan Islam di Indonesia pertama ini, Perlak adalah sebagai berikut.

    Idharatul Haq fi Mamlakatil Ferlah wal Fasi karangan Abu Ishak Makarani Al Fasy.Kitab Tazkirah Thabakat Jumu Sultan as Salathin karangan Syekh Syamsul Bahri Abullah As Asyi.Silsilah Raja-raja Perlak dan Pasai yang merupakan catatan dari Saiyid Abdullah Ibn Saiyd Habib Saifuddin.

    Ketiga naskah tua tersebut mencatat bahwa kerajaan Islam di indonesia yang pertamaadalah Kerajaan Islam Perlak. Ishak Makarani Al fasy menyebutkan bahwa Kerajaan Perlak didirikan pada tanggal 1 Muharram 225 H (840 M) dengan rajanya yang pertama adalah Sultan Alaidin Saiyid Maulana Abdul Aziz Syah yang semula bernama Saiyid Abdul Aziz.

    Bukti Peninggalan Kerajaan Perlak

    1. Mata uang perlak

    2. Stempel kerajaan

    3. Makam Raja Benoa

    Kerajaan Samudra Pasai

    Kerajaan Samudra Pasai adalah kerajaan Islam di Indonesia yang muncul menggantikan Kerajaan Perlak yang semakin mengalami kemunduran. Kemunduran Kerajaan Perlak terjadi karena ketidakstabilan pemerintahan akibat persaingan antar anggota keluarga kerajaan sehingga para pedagang banyak mengarahkan kegiatannya ke tempat lain, yakni ke Pasai.

    Kehidupan politik Kerajaan Samudera Pasai

    Kerajaan Samudera Pasai terletak di Kabupaten Lhoukseumawe, Aceh Utara dengan raja pertama Marah Silu yang bergelar Sultan Malik Al-Saleh (1285 – 1297 M). Malik Al-Saleh memperistri putri penguasa Perlak sebagai permaisuri, yaitu Putri Ganggang Sari (Putri Raihani).

    Pengganti Sultan Malik al Tahir II adalah Sultan Zainal Abidin (Sultan Malik al tahir III) yang memerintah sekitar tahun 1350. Akhir dari pemerintahannya tidak begitu jelas. Dalam sejarah Melayu diceritakan bahwa Kerajaan Samudra Pasai diserang oleh tentara Majapahit, akan tetapi Samudra Pasai mendapat bantuan dari Laksamana Cheng Ho dari China pada tahun 1405.


    Kehidupan Ekonomi Kerajaan Samudra Pasai

    Dalam bidang ekonomi Kerajaan Samudra Pasai digambarkan bahwa pada pemerintahan Malik al Tahir II, Samudra Pasai menjadi pelabuhan tempat persinggahan kapal-kapal dagang dari India (Gujarat), Arab, Persia, dan China.

    Ibnu Batutah seorang utusan Sultan Delhi yang singgah di Samudra Pasai dalam perjalanan ke China pada tahun 1345, menceritakan bahwa perdagangan di Samudra Pasai semakin ramai dan bertambah maju. Sultan mempunyai angkatan laut yang kuat sehingga para pedagang merasa aman dan nyaman berdagang di Samudra Pasai.

    Komoditas yang paling utama di Samudra Pasai antara lain berupa lada, kapur barus, dan emas.

    Kehidupan sosial budaya Kerajaan Samudra Pasai

    Kehidupan sosial budaya di Kerajaan Samudra Pasai diatur dengan ketentuan-ketentuan syariat Islam. Sedangkan hasil kebudayaan secara fisik tidak banyak yang ditemukan.

    Bentuk bangunan yang cukup terkenal di Samudra Pasai misalnya batu nisan Sultan Malik al Saleh dan Jirat dari putri Pasai yang bertuliskan huruf Arab dalam bentuk kaligrafi yang sangat indah

    Kerajaan Malaka

    Meskipun letaknya bukan di wilayah Indonesia (di Malaysia), tetapi kerajaan ini sangat penting artinya bagi perkembangan Islam di Indonesia karena pada dasarnya masyarakat Malaysia dengan masyarakat Sumatera mempunyai banyak persamaan sejarah dan kebudayaan, sehingga dia dimasukkan ke dalam bagian sejarah kerajaan Islam di Indonesia.

    Kehidupan politik Kerajaan Malaka

    Paramisora bergelar Sultan Iskandar Syah. Setelah beliau mangkat pada tahun 14 14, ia digantikan oleh putranya yang bernama Muhammad Iskandar Syah atau Megat Iskandar Syah (1414 – 1424). Ia mnejalin hubungan dengan Cina dan Samudra Pasai.

    Pengganti Sultan Mudhafar Syah adalah putranya yang bernama Sultan Mansyur Syah (1458 – 1477). Pada masa pemerintahannya Kerajaan Malaka mencapai zaman kejayaan. Ia berhasil menguasai Semenanjung Malaka, Sumatera Tengah, Indragiri, Rokan dan Kepulauan Riau. Pada saat itu angkatan laut Kerajaan Malaka sangat kuat di bawah pimpinan Laksamana Hang Tuah sehingga Malaka tampil sebagai kerajaan maritim yang sangat tangguh saat itu.

Pertanyaan Lainnya